Objectives We All

Everyone without exception is principally aimed at achieving the world happy and happy hereafter. Maybe you also aims like that, why would not kabahagiaan world, because the position we are now again exist in this mortal world, as well as also for the afterlife, because we see in reality all that live on dead, starts as we know, including our grandparents, our grandmothers, our older brother, even our children before us. So we are more confident conviction for going after this life there's death.

While we think if after death there is life again? ... it's so confidence to all that will live again after death, experienced by humans including;
a. Nature of the uterus (womb We are in our mothers),
b. Natural World (We are in the world today),
c. Natural Bury (We buried in the ground),
d. Nature Hereafter, the phases:
  1. Wake up from Bury Natural (Natural barjah, Occurred and damaged the natural world wake up from the grave),
  2. Calculation Nature (Nature in which we are all accountable for our actions),
  3. Natural Mijan (Consideration between good and bad deeds)
  4. Determination of Nature (The good in heaven and the bad in hell),
Wallohu A'lam, Only God Almighty knows best.

Some say only four of nature, including Rahim Natural, Natural World, Nature and Nature Bury Hereafter. That nature is our first pass, until now positioned second nature; the natural world, while we later determined accountability of our actions today.

The Prophet advised: "We should ask God, the prayer: ربنا أتنا فى الدنيا حسنة وفى الأخرة حسنة وقنا عذاب النار وادخلنا الجنة مع الأبرار "My Lord!, Give us all the happiness the world and the hereafter, and be saved from the punishment of hell fire, and put us all into Thy heaven with joy." Now with that as a human would expect it, Allah knows all that governed our conduct and away from what is forbidden, Let us together prove taqwa to Him in good faith.

May we all achieved the happiness of the world and the hereafter, Amiin!. Continue to strive and succeed greetings to all.

Click Here To Indonesian Language

Tujuan Kita Semua

Semua orang tanpa terkecuali pada prinsipnya bertujuan tercapainya bahagia dunia dan bahagia akhirat. Mungkin anda juga bertujuan seperti itu, kenapa tidak akan kabahagiaan dunia, karena posisi kita sekarang lagi ada di dunia yang fana ini, begitupun juga untuk akhirat, karena kita melihat pada nyatanya semua yang hidup pada mati, diawali yang kita tahu, antaranya kakek kita, nenek kita, saudara tua kita, bahkan anak kita mendahului kita. Jadi keyakinan untuk kita lebih yakin akan adanya mati setelah hidup ini.

Seraya kita berfikir apakah setelah mati ada kehidupan lagi?... itu jadi keyakinan bagi semuanya bahwa setelah mati akan hidup lagi, yang dialami oleh manusia diantaranya;
a. Alam rahim (Kita dalam rahim Ibu kita),
b. Alam Dunia (Kita berada di dunia sekarang ini),
c. Alam Kubur (Kita dikubur di tanah),
d. Alam Akhirat, dengan fase-fase:
  1. Alam Bangun dari Kubur (Alam barjah),
  2. Alam Perhitungan (Alam dimana kita mempertanggung jawabkan semua perbuatan kita),
  3. Alam Mijan ( pertimbangan antara amal baik dan buruk)
  4. Alam Penentuan (Yang baik di surga dan yang buruk di neraka),
Wallohu A'lam, Hanya Alloh Yang Maha Tahu.

Ada yang berpendapat cuma empat alam, diantaranya Alam Rahim, Alam Dunia, Alam Kubur dan Alam Akhirat. Yang alam pertama sudah kita lalui, hingga sekarang ini diposisi alam kedua; yaitu alam dunia, sementara pertanggung jawaban kita nanti ditentukan dari perbuatan kita sekarang ini.

Nabi berpesan: "Kita harus memohon kepada Allah, yaitu do'a: ربنا أتنا فى الدنيا حسنة وفى الأخرة حسنة وقنا عذاب النار وادخلنا الجنة مع الأبرار "Ya Tuhanku!, berilah kami semua kebahagiaan dunia dan akhirat, dan diselamatkan dari siksa api neraka, dan masukkan kami semua kedalam surga Mu dengan kegembiraan". Nah dengan itu sebagai manusia berharap akan itu, Allah Maha tahu dengan kita melaksanakan semua yang diperintahNya dan menjauhi apa yang dilarangNya, Ayo kita sama-sama membuktikan taqwa kepadaNya dengan sebenar-benarnya.

Semoga kita semua tercapai kebahagiaan dunia dan akhirat, Amiin!. Terus berusaha dan salam sukses untuk semuanya.

Lent is based on faith and sincerity

Lent is based on faith and sincerity
"Whoever fasted for the faith and sincerity, then it is past sins will be forgiven."

The sentence above is an excerpt from the hadith of Abu Hurairah that the Prophet sallallaahu 'alaihi wa sallam said,
من صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
"Anyone who fasts in Ramadan because of faith and hope for reward from Allah the sins of the past must be forgiven." (Narrated by Bukhari and Muslim)

Ibn Baththol rahimahullah said, "What is meant by faith is to justify the necessity of fasting and reward from Allah when one is fasting and praying qiyaam implement ramadhan. While the definition of "ihtisaban" is God's desire to reward the fast and always hoped his face. "(Sharh al-Bukhari Libni Baththol, 7: 22). In essence, fasting is based on faith and sincerity that is reaping the return forgiveness of past sins .

Click Here To Indonesian Language

Saum dilandasi Iman dan IKhlas

"Barangsiapa berpuasa karena iman dan ikhlas, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni."

Kalimat di atas adalah kutipan dari hadits Abu Hurairah di mana Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
”Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Ibnu Baththol rahimahullah mengatakan, “Yang dimaksud karena iman adalah membenarkan wajibnya puasa dan ganjaran dari Allah ketika seseorang berpuasa dan melaksanakan qiyam ramadhan. Sedangkan yang dimaksud “ihtisaban” adalah menginginkan pahala Allah dengan puasa tersebut dan senantiasa mengharap wajah-Nya." (Syarh Al Bukhari libni Baththol, 7: 22). Intinya, puasa yang dilandasi iman dan ikhlas itulah yang menuai balasan pengampunan dosa yang telah lalu.

Wasiat Rasulullah Kepada Wanita

Wasiat Rasulullah Kepada Wanita………

Telah bersabda Rasulullah SAW maksudnya: “Kebanyakan wanita itu adalah isi Neraka dan kayu apinya.” Sayidatina Aisyah bertanya, “Mengapa, wahai Rasulullah?” Jawab Rasulullah SAW:

1.Karena kebanyakan perempuan itu tidak sabar dalam menghadapi kesusahan, kesakitan dan cobaan seperti kesakitan waktu melahirkan anak, mendidik anak-anak dan melayani suami serta melakukan kerja-kerja di rumah.

2.Rasulullah SAW bersabda
“Wanita, apabila ia sholat lima waktu, puasa sebulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat pada suaminya, maka masuklah ia dari mana saja pintu surga yang ia kehendaki.”
(Riwayat Ahmad, Ibnu Hibban, Thabrani dan Anas bin Malik)

3.Rasulullah SAW bersabda:
“Pertama kali urusan yang akan ditanyakan pada hariAkhirat nanti ialah mengenai sholat dan mengenai urusan suaminya (apakah ia menjalankan kewajibannya atau tidak).”

4.Imam Thabrani menceritakan bahwa seorang isteri tidak dianggap menjalankan kewajibannya kepada Allah sehingga ia menjalankan kewajibannya kepada suaminya. Seandainya suaminya memintanya (untuk digauli) walaupun (dia) sedang berada di belakang unta maka ia tidak boleh menolaknya.

5.Nabi SAW bersabda:
‘Apabila lari wanita dari rumah suaminya, tidak diterima sholatnya sehingga ia kembali dan mengulurkan tangannya kepada suaminya (meminta maaf).”
(Riwayat dan Hassan)

6.Abdullah bin Amru bin Al Ash r.a. berkata: ‘Bersabda Rasulullah SAW: “Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan ialah wanita (isteri) yang solehah.”
(Riwayat Muslim)

7.Sabda Rasulullah SAW:
“Siapa saja perempuan yang memakai bau bauan, kemudian ia keluar melihat kaum lelaki ajnabi agar mereka mencium bau harumnya maka ia adalah perempuan zina dan tiap-tiap mata yang memandang itu adalah zina.” (Riwayat Ahmad, Thabrani dan Hakim)

8.Sebaik-baik bagi wanita ialah tinggal di rumah, tidak keluar kecuali untuk urusan yang mustahak. Wanita yang keluar rumah akan dipesonakan oleh iblis. Sabda Rasulullah SAW:
“Perempuan itu aurat, maka apabila ia keluar, mendongaklah syaitan memandangnya.”
(Riwayat Tarmizi)

9.Haram bagi wanita melihat laki-laki sebagaimana laki-laki haram melihat wanita (yang halal nikah) kecuali dalam urusan menuntut ilmu dan berjual-beli.
Diriwayatkan bahwa pada suatu hari, ketika Rasulullah bersama sama isteri-isterinya (Ummu Salamah dan Maimunah), datang seorang datang seorang sahabat yang buta matanya (Ibnu Maktum), Rasulullah menyuruh isten-istennya masuk ke dalam. Bertanya Ummu Salamah, ‘Bukankah orang itu tidak dapat melihat kami, ya Rasulullah?”
Rasulullah menjawab, “Bukankah kamu dapat melihatnya?” (Riwayat Abu Daud dan Tarmizi)

10.Rasulullah SAW bersabda:
“Perempuan yang melabuhkan pakaian dalam keadaan berhias (bukan untuk suami dan muhramnya) adalah seumpama gelapgulita pada han Kiamat, tidak ada nur baginya. “
(Riwayat Tarmizi)

11. Sabda Rasulullah SAW:
‘Dikawini wanita karena empat sebab: karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka carilah yang kuat beragama niscaya kamu bertuah.”
(Riwayat Bukhari)

12. Rasulullah SAW bersabda:
“Salah satu tanda keberkatan wanita itu ialah cepat perkawinannya, cepat pula kehamilannya dan ringan pula maharnya (mas kawinnya).”

13.Nabi SAW pemah bersabda:
“Wanita yang taat akan suaminya, semua burung-burung di udara, ikan di air, malaikat di langit, matahari dan bulan semuanya beristighfar baginya selama dia masih taat pada suaminya dan diredhainya (serta menjaga sholat dan puasanya).

14.Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud:
“Wanita yang taat berkhidmat pada suaminya akan tertutup tujuh pintu Neraka dan akan terbuka pintu-pintu Surga. Masuklah dan mana saja pintu yang disukainya dengan tidak dihisab.”

15. Rasulullah SAW bersabda:
“Siapa saja wanita yang bermuka masam sehingga menyebabkan tersinggung hati suaminya, maka wanita itu dimurkai Allah sampai ia bermanis muka dan tersenyum mesra pada suaminya.”

16. Hendaklah isteri berpuas hati (redha) dengan suaminya yang telah dijodohkan oleh Allah, baik itu miskin atau kaya.

17. Ibnu Umar berkata bahwa telah datang seorang wanita kepada Rasulullah saw lalu bertanya,”Apakah hak suami atas isteri?” Jawab baginda,”Tunaikanlah hajatnya sekalipun engkau berada di alas belakang unta. Jangan berpuasa sunat melainkan seijin suami, kalau engkau berpuasa juga maka pahalanya untuk suami dan dosa untuk isteri. Jangan keluar melainkan dengan ijinnya, jika keluar juga akan dilaknat oleh malaikat Rahmat dan malaikat azab sehinggalah ia kembali ke rumahnya.”

18. Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud:
“Tidak boleh seorang isteri mengerjakan puasa sunat kalau suaminya ada di rumah serta dengan tidak seijinnya dan tidak boleh memasukkan seorang laki-laki ke rumahnya dengan tidak seijin suaminya.”
(Riwayat Bukhari dan Muslim)

19. Sabda Rasulullah SAW bermaksud:
“Tdaklah putus balasan dari Allah kepada seorang isteri yang siang dan malamnya menggembirakan suaminya.”

20. Dari Muaz bin Jabal, bersabda Rasulullah: “Siapa saja wanita yang berdiri diatas kedua kakinya membakar roti untuk suaminya, hingga muka dan tangannya kepanasan oleh api, maka diharamkan muka dan tangannya dan api Neraka.”

21. Dan siapa saja wanita yang menunggu suaminya hingga pulang lalu disapukan mukanya, dihamparkan tempat duduknya atau menyediakan makan minumnya atau merenung ia pada suaminya atau memegang tangannya, membaikkan hidangan padanya, memelihara anaknya atau memanfaatkan hartanya pada suaminya karena mencari keredhaan Allah, maka disunatkan baginya akan tiap-tiap kalimah ucapannya tiap-tiap langkahnya dan setiap renungannya pada suaminya seperti memerdekakan seorang hamba. Pada hari Kiamat nanti, Allah karuniakan nur hingga tercengang wanita mukmin semuanya atas karuniaan karamah itu. Tidak ada seorang pun yang sampai ke martabat itu melainkan nabi-nabi.

22. Thabit Al Bananiy berkata: “Seorang wanita dari Bani Israil yang buta sebelah matanya, sangat baik khidmatnya kepada suaminya. Apabila dia menghidangkan makanan di hadapan suaminya, dipegang pelita sampai suaminya selesai makan. Pada suatu malam, pelitanya kehabisan sumbu, maka diambil rambutnya dijadikan sumbu pelita. Pada esok harinya matanya yang buta telah sembuh Allah karuniakan karamah (kemuliaan) pada perempuan itu karena memuliakan dan menghormati suaminya.”

23. Dari lbnu Mas’ud bersabda Rasulullah SAW: ‘Tiap-tiap wanita yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah memasukkannya ke dalam syurga lebih dahulu dari suaminya (sepuluh ribu tahun) karena dia memuliakan suaminya di dunia maka mendapat pakaian dan bau-bauan syurga untuk turun ke mahligai suaminya dan menghadapnya.”

24. Nabi SAW bersabda:
“Siapa saja wanita yang berkata kepada suaminya: Tidak pemah aku dapat dari engkau satu kebaikanpun. Maka Allah akan hapuskan amalannya selama 70 tahun walaupun ia berpuasa siang hari dan beribadah pada malam hari.”

25. Sabda junjungan Rasulullah SAW:
“Sebaik-baik wanita ialah wanita (isteri) yang apabila engkau memandang kepadanya ia menyenangkan engkau, jika engkau memerintah diturutinya perintah engkau (taat) dan jika engkau berpergian dijaga harta engkau dan dirinya.”

26. Sabda Rasulullah SAW bermaksud:
“Perempuan tidak berhak keluar dari rumahnya kecuali jika terpaksa (karena suatu urusan yang mustahak) dan dia juga tidak berhak melalui jalan lalu-lalang melainkan di tepi-tepinya.”

27. Syeikh Abdullah berkata:
“Durhaka seorang perempuan yang keluar dan rumahnya kepada majlis zikir atau majlis ilmu yang bukan fardhu ain. Wajiblah atasnya keluar supaya belajar dia akan segala fardhu ain itu dan haram atas suaminya mencegah isteri jika dia (suami) tidak mampu mengajarnya. Jika dia ada ilmu niscaya wajiblah atasnya mengajar akan isterinya itu maka ketika itu haramlah perempuan itu keluar dari rumahnya lagi durhaka dia.”

28. Sabda Rasulullah SAW:
“Apabila seorang laki-laki memanggil isterinya ke tempat tidur tetapi ditolaknya, hingga marahlah suaminya, maka tidurlah wanita itu dalam laknat malaikat sampai pagi. “

29. Abu Bakar As Siddiq mengatakan. aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:
“Wanita-wanita yang menggunakan lidahnya untuk menyakiti hati suaminya, ia akan mendapat laknat dan kemurkaan Allah, laknat malaikat juga laknat manusia semuanya “

30. Ibnu Umar r.a. berkata, telah bersabda Rasulullah SAW: “Kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu masing-masing akan ditanya dan suami pemimpin kepada keluarganya dan isteri
pemimpin rumah tangga suaminya dan anak-anaknya. Kamu sekalian pemimpin dan akan bertanggungjawab atas pimpinanmu. “
(Riwayat Bukhari dan Muslim)

31. Tersebut dalam kitab Muhimmah karangan Syeikh Abdullah bin Abdul Rahim Pattani:
“Hendaklah isteri mendahulukan suaminya atas hak dirinya dan seluruh kaum kerabatnya.”

32. Sabda Rasulullah SAW bermaksud:
“Wanita yang tinggal di rumah bersama anak-anaknya, akan tinggal bersama-samaku di dalam surga.”

33. Rasulullah SAW bersabda:
“Surga itu terletak di bawah telapak kaki ibu.” (Riwayat Ahmad)

34. Rasulullah SAW bersabda:
“Wanita yang meminta suaminya menceraikannya dengan tidak ada sebab yang dibenarkan oleh syariat, haramlah baginya bau
surga.”
(Riwayat Abu Daud dan Tarmizi)

35. Rasulullah SAW bersabda:
“Wanita yang meninggal dunia dalarn keadaan suaminya redha (tidak marah) padanya, niscaya ia masuk surga.”
(Riwayat Tarmizi)

36. Sabda Rasulullah SAW bermaksud:
“Apabila seorang wanita mengandung janin dalam rahimnya, maka beristightarlah para malaikat untuknya, Allah mencatatkan baginya setiap hari seribu kebaikan dan menghapuskan baginya serbu
kejahatan.”

37. Sabda Rasulullah SAW bermaksud:
“Apabila seorang wanita mulai sakit hendak bersalin maka Allah mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah (perang sabil)”.

38. Nabi SAW bersabda:
“Apabila seorang wanita melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa dosanya seperti keadaan ibunya melahirkannya.”

39. Rasulullah SAW bersabda:
“Perintahkanlah anak-anakmu semua yang berumur tujuh tahun untuk mengerjakan sholat. Apabila mereka telah berumur sepuluh tahun tetapi belum mengerjakan sholat hendaklah dipukul (tetapi jangan sampai luka) dan pisahkanlah tempat tidurnya.”
(Riwayat Abu Daud)

40. Sabda Rasulullah SAW:
“Ya Fatimah, barang siapa wanita meminyakkan rambut dan janggut suaminya, memotong kumis dan mengerat kukunya, memberi minum Allah akan dia dari sungai-sungai serta diringankan Allah baginya sakaratul maut dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman daripada taman-taman surga, dan dicatatkan Allah baginya kebebasan dari api Neraka dan selamatlah ia melintas titian Sirat”

41. Hal-hal yang menjadikan wanita itu durhaka kepada suaminya seperti tersebut dalam kitab Muhimmah:
a. Menghalang suami dari bersuka-suka dengan dirinya baik itu untuk jimak atau menyentuh mana saja bagian tubuhnya.
b. Keluar rumah tanpa izin suami baik itu ketika suami ada di rumah ataupun tidak ada.
c. Keluar rumah karena belajar ilmu yang bukan ilmu fardhu ain. Dibolehkan keluar untuk belajar ilmu fardhu ain jika suaminya tidak mampu mengajar.
d. Tidak mau berpindah (berhijrah) bersama suaminya.
e. Mengunci pintu, tidak mengijinkan suami masuk ke rumah ketika suami ingin masuk.
f. Bermuka masam ketika berhadapan dengan suami.
g. Minta talak.
h. Berpaling atau membelakangi suami ketika berbicara.
i. Menyakiti hati suami baik itu dengan perkataan atau perbuatan.
j. Meninggalkan tempat tidur tanpa izin.
k. Mengijjnkan orang lain masuk ke dalam rumah, sedangkan orang itu tidak disukai oleh suami.

42. Tersebut dalam kitab Muhimmah, suatu ketika di Madinah, Rasulullah SAW keluar mengiringi jenazah. Baginda mendapati beberapa orang wanita dalam majelis. Baginda lalu bertanya: “Apakah kamu menyolatkan mayat?” Jawab mereka, “Tidak.” Sabda baginda, “Sebaiknya kamu sekalian tidak perlu ziarah dan tidak ada pahala bagi kamu. Tetap tinggallah di rumah dan berkhidmat kepada suami niscaya pahala sama dengan ibadah- ibadah orang laki-laki.”

43. Imam Ghazali rh.m berkata: “Wajib bagi wanita mengikuti perintah suaminya selagi tidak membawa maksiat.”
44. Ulama-ulama ada berkata, wajib bagi wanita-wanita:
a. Mengekalkan malu pada suaminya.
b. Merendahkan (menundukkan) mata ketika berpandangan. c. Mengikut kata-kata dan suruhannya.
d. Dengar dan diam ketika suami berbicara. e. Berdiri menyambut kedatangannya.
f. Berdiri menghantar kepergiannya,
g. Hadir bersamanya ketika masuk tidur.
h. Memakai wangi-wangian untuk suaminya.
i. Membersihkan dan menghilangkan bau mulut untuk suaminya.
j. Berhias ketika hadirnya dan tinggalkan hiasan ketika tidak adanya.
k Tidak berkhianat ketika ketidak adaan suaminya. I. Memuliakan keluarga suaminya.
m. Memandang pemberian suami yang kecil sebagai besar dan berharga.
n. Ketahuilah, Surga dan Neraka bagi seorang wanita itu bergantung pada redha atau tidaknya suami padanya
45. Dicentakan di dalam kitab Muhimmah bahwa seorang Badwi menemui Rasulullah lalu berkata,” Tidak akan aku percaya pada engkau sebelum
ditunjukkan padaku suatu mukjizat.” “Apakah yang engkau kehendaki” tanya Rasulullah. “Suruh pohon kurma yang kering itu menghadap engkau,” kata Badwi itu. Maka bersabda Rasulullah, “Pergilah engkau kepada pohon yang kering itu, katakan bahwa Muhammad memanggilnya.” Arab Badwi itu pun melakukan apa yang diperintahkan. Setelah diberitahu kemudian, pohon kurma itu kelihatan bergerak gerak ke kin dan ke kanan hingga tercabut akar-akarnya dan berjalan ia menghadap Rasulullah, lalu memberi salam. Rasulullah menjawab salamnya. Melihat peristiwa itu Arab Badwi itu terus mengucap kalimah syahadah. “Cukuplah ya Rasulullah, cukuplah,” katanya lagi. Rasulullah pun memerintahkan pohon itu kembali ke tempatnya. Arab Badwi itu berkata lagi. “Wahai Rasulullah, aku telah meminta darimu sesuatu yang tidak pernah diminta oleh orang lain. Itu pun engkau tunaikan, karena itu ijinkan aku sujud kepadamu setiap kali sujud sholat di belakangmu.” Jawab baginda, “Tidak harus seorang manusia sujud kepada manusia dan jika diharuskan, maka akan aku perintahkan semua kaum wanita sujud pada suaminya, karena membesarkan dan memuliakan hak-hak suami mereka.”

46. Dari Ali bin Abi Talib: Aku dengar Rasulullah bersabda: “Tiga golongan dari umatku akan mengisi Neraka Jahanam selama tujuh kali umur dunia. Mereka itu adalah: a. Orang yang gemuk tetapi kurus. b. Orang yang berpakaian tetapi bertelanjang. c. Orang yang alim tetapi jahil. Adapun yang gemuk tetapi kurus itu ialah wanita yang gemuk (sehat) tubuh badannya, tetapi kurang ibadahnya. Orang yang berpakaian tetapi telanjang ialah wanita yang cukup pakaiannya tetapi tidak taat agama (yaitu berpakaian tipis atau terlalu ketat hingga terbayang bentuk tubuh badannya). Orang yang alim tetapi jahil ialah ulama yang menghalalkan yang haram karena kepentingan pribadi. “

47. Rasulullah SAW bersabda:
“Empat golongan wanita yang berada di surga ialah:
a. Perempuan yang menjaga dirinya dari berbuat haram lagi berbakti kepada Allah dan suaminya.
b. Perempuan yang banyak keturunannya lagi penyabar serta menerima dengan senang hati keadaan serba kurang (dalam kehidupannya) bersama suaminya.
c. Perempuan yang bersifat pemalu dan jika suaminya datang maka ia mengekang mulutnya dari perkataan yang tidak layak kepadanya.
d. Perempuan yang ditinggal mati oleh suaminya dan mempunyai anak-anak yang masih kecil, lalu ia mengekang dininya hanya untuk mengurus anak-anaknya dan mendidik mereka serta memperlakukannya dengan baik kepada mereka dan tidak bersedia menikah karena kuatir putera puterinya akan tersia-sia. (Kalau ada jaminan putera-puterinya tidak akan disia-siakan barulah ia mau nenikah).
Dan empat golongan wanita yang berada dalam Neraka ialah:
a. Wanita yang jelek (kotor) mulutnya terhadap suaminya. Jika suaminya pergi, ia tidak menjaga dirinya dan jika suaminya datang ia memakinya (memarahinya),
b. Wanita yang memaksa suaminya untuk memberi apa yang dia tidak mampu.
c. Wanita yang tidak menutupi dinnya dari kaum laki-laki dan keluar rumah dengan menampakkan perhiasannya dan memperlihatkan kecantikannya (untuk menanik kaum laki-laki).
d. Wanita yang tidak mempunyai tujuan hidup kecuali makan, minurn dan tidur dan ia tidak sanggup berbakti kepada Allah dan tidak sanggup berbakti kepada Rasul-Nya dan tidak sanggup berbakti kepada suaminya.”

48. Rasulullah SAW bersabda:
“Wanita yang menyakiti hati suaminya dengan lidahnya, pada hari Kiamat nanti Allah jadikan lidahnya sepanjang 70 hasta kemudian diikat ke belakang tengkuknya.”

49. Rasulullah SAW bersabda:
“Aku berdiri di atas surga, kebanyakan orang yang masuk ke masuk ke dalamnya ialah golongan miskin, manakala orang-orang kaya tertahan di luar pintu surga karena dihisab. Selain dari itu ahli Neraka diperintahkan masuk ke dalam Neraka dan aku telah berdiri di atas pintu Neraka, aku lihat kebanyakan orang yang masuk ke dalamnya ialah wanita.”
(Riwayat Imam Bukhari dan Usamah bin Lad r.a)

50. Rasulullah SAW juga bersabda: “Aku lihat api Neraka, tidak pemah aku melihatnya seperti hari ini, karena ada pemandangan yang dahsyat di dalamnya. Telah aku saksikan kebanyakan ahli Neraka ialah wanita.” Baginda ditanya, “Mengapa begitu, ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Wanita mengkufurkan suarninya dan mengkufurkan ihsannya. Jika engkau berbuat baik kepadanya seberapa banyak pun dia masih belum merasa puas hati dan cukup.”
(Riwayat Imam Bukhari)

51. Sabda Nabi SAW: “Kebanyakan ahli Neraka adalah terdiri dari kaum wanita.” Maka menangislah mereka dan bertanya salah
seorang daripada mereka, “Mengapa terjadi demikian, apakah karena mereka berzina atau membunuh anak atau kafir?” Jawab Nabi, “Tddak, mereka ini ialah mereka yang tidak bersyukur akan nikmat suaminya, sesungguhnya tiap-tiap seorang kamu adalah dalarn nikmat suaminya.”

52. Sabda Rasulullah SAW:
“Keadaan wanita sepuluh kali ganda seorang laki-laki di dalam Neraka dan dua kali ganda seorang laki-laki di dalarn surga. “

53. Suatu hari Rasulullah SAW datang melawat anaknya Fatimah ra dan didapatinya sedang menangis. Maka bertanyalah Rasulullah
SAW: “Apakah yang membuat engkau menangis, wahai Fatimah?’
Fatimah menjawab, “Wahai ayahku, aku menangis disebabkan oleh keletihan yang tidak terkira ketika mengisar tepung dan menyediakan keperluan rumah. Sekiranya ayahanda menyuruh Imam Ali membeli seorang wanita suruhan, itu akan menjadi pemberian yang besar bagiku.”
Mendengar kata-kata itu, hati Rasulullah teriris hingga berlinang air mata baginda. Lalu baginda pun duduk berhampiran alat pengisar kemudian mengambil segenggam gandum dan melafazkan
Ketika Rasulullah memasukkan gandum tersebut ke dalam alat pengisar maka bergeraklah alat itu dengan sendirinya sambil alat itu memuji Allah dalam bahasa yang amat indah dan suara yang amat merdu sehingga semuanya dikisar. Lalu Baginda pun berkata, “Berhentilah kamu wahai alat pengisar ” Ketika itu Allah telah menjadikan alat itu dapat berkata-kata. “Demi Allah yang mengantarmu dengan kebenaran sebagai seorang Rasul dan dengan berita sebagai orang yang diamanahkan. Aku tidak akan berhenti sebelum kau memberi jaminan dari Allah untuk menempatkan aku di dalam surga dan menjauhkan aku dari api Neraka.” Berkata Rasulullah SAW: “Kau adalah batu, namun kau takut pada api Neraka” Alat pengisar menjawab, “Wahai Rasulullah, aku telah mendengar kata-kata ini dari Al Quran: “Wahai orang yang beriman, jauhkanlah dirimu dan ahli keluargamu dari api Neraka yang pembakarnya terdiri dari manusia dari batu-batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, tidak mendurhakai terhadap apa yang diperintahkan Allah kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Maka Rasulullah pun mendoakan untuk keselamatan batu itu. Selesai berdoa turunlah malaikat Jibril a.s dan berkata: “Wahai Muhammad, Tuhan yang untuknya segala pujian dan yang Maha Tinggi, mengirim salam dan penghormatan dan berpesan kepada engkau, beritahu batu itu berita gembira bahwa Allah telah menganugerahkan pada batu itu keselamatan dari api neraka dan
meletakkannya di antara batu-batu surga di dalam mahligai Fatimah di mana ia akan bercahaya bagaikan matahari di alam ini.”
Lalu disampaikan berita itu. Baginda memandang kepada Fatimah lalu bersabda: “Wahai Fatimah, sekianya begitu kehendakAllah, pengisar ini akan bekerja setiap hari tetapi Allah ingin mencatatkan untukmu perbuatan baik dan meninggikan derajatmu karena tanggung jawabmu yang berat itu. “
“Wahai Fatimah, untuk setiap wanita yang mengeluarkan peluh ketika membuat roti, Allah akan membina tujuh parit di antara dirinya dengan api Neraka, jarak di antara parit itu ialah sejauh langit dan bumi. “
“Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang memintal benang, Allah akan mencatatkan untuknya perbuatan baik sebanyak utas benang yang dibuat dan memadamkan seratus perbuatan jahat.” “Wahai Fatimah, untuk setiap wanita yang menganyam benang yang dibuatnya, Allah telah menentukan satu tempat khusus untuknya di atas takhta di hari Akhirat.” “Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang memintal benang dan kemudian dibuat pakaian untuk anak-anaknya maka Allah akan mencatatkan baginya pahala sama seperti orang yang memberi makan kepada seribu orang yang lapar dan memberi pakaian kepada seribu orang yang tidak berpakaian.” “Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang meminyakkan rambut anaknya, menyikatnya, mencuci pakaian-pakaian mereka dan mencuci akan diri anaknya itu, Allah akan mencatatkan untuknya pekerjaan baik sebanyak helai rambut mereka dan memadamkan sebanyak itu pula pekerjaan yang jahat dan menjadikan dinnya kelihatan berseri di mata orang-orang yang memperhatikan.”
(Riwayat Abu Hurairah)

54. Asma binti Khanyah Fazari dinwayatkan telah berkata pada puterinya pada hari pernikahan anaknya itu: “Hai anakku, kini engkau akan keluar dari sarang di mana engkau dibesarkan. Engkau akan berpindah ke sebuah rumah dan hamparan yang belum engkau kenali. Itulah suamimu. Jadilah engkau tanah bagi suamimu (taat perintahnya) dan dia akan menjadi langit bagimu (tempat bernaung). Jadilah engkau sebagai lantai supaya dia dapat menjadi tiangnya. Jangan engkau bebani dia dengan berbagai-bagai kesukaran karena itu akan memungkinkan dia meninggalkamu. Kalau dia mendekatimu, dekatilah dia dan jika dia menjauhimu maka jauhilah dia dengan baik. Peliharalah benar-benar suamimu itu akan hidungnya, pendengarannya, matanya dan lain-lain. Janganlah biarkan suamimu itu mencium sesuatu darimu melainkan yang harum, Jangan pula dia mendengar melainkan yang enak dan janganlah dia melihat melainkan yang indah saja pada dinmu.”
Bila isteri lebih masyhur dari suaminya, suami rasa bertuah dalam derita, kalau suami lebih masyhur dari isterinya, isteri rasa bertuah dalam kebanggaan.